BEGINI !!! Peran Pondok Pesantren Dalam Penyebaran Islam Di Kebumen
Pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Kata pesantren terdiri dari kata "santri" yang ditambahkan imbuhan "pe" dan akhiran "an". Kata "santri" menurut A.H Johns berasal dari Bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan istilah santri digunakan untuk menyebut siswa di pesantren. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berkembang di negeri ini diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Pesantren sebenarnya berasal dari kata santri, yang kemudian mendapat awalan pe-an sehingga apabila disusun pesantrian.
Perkembangan Pondok Pesantren di Nusantara khususnya di daerah Kebumen sendiri mengalami denga pesat.Apalagi sekarang di era milenial pesantren todak asing lagi dengan ciri khasnya.Sejarah Islam tidak lepas dari pesantren.Hal ini menimbulkan penyebaran Islam di Nusantara khususnya di Kebumen semakin luas.Latar belakang pesantren yang paling penting diperhatikan
adalah peranannya sebagai transformasi kultural yang menyeluruh dalam kehidupan
masyarakat yang agamis. Jadi, pesantren sabagai jawaban terhadap panggilan
keagamaan, untuk menegakkan ajaran dan nilai-nilai agama melalui pendidikan
keagamaan dan pengayoman serta dukungan kepada kelompok-kelompok yang bersedia
menjalankan perintah agama dan mengatur hubungan mereka secara pelan-pelan.
Dalam bermasyarakat tidak lepas dari bimbingan kiyai . Pondok pesantren yang
berada di tengah-tengah masyarakat juga memiliki hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitarnya,
bahkan memberikan efek bagi masyarakat di sekitarnya. Satu hal yang meyakinkan dalam ranah sosial
ini bahwa
relasi bolak-balik antara individu dengan sekitarnya adalah individu itu sendiri menjadi bagian dari satu kesatuan.
PERAN PONDOK PESANTREN
Secara
historis, pesantren sebagai lembaga pendidikan tempat pengajaran tekstual baru
muncul pada akhir abad ke-18, namun sudah terdapat cerita tentang pendirian
pesantren pada masa awal Islam, terutama di Jawa. Tokoh yang pertama kali
mendirikan pesantren adalah Maulana Malik Ibrahim (w. 1419M). Maulana Malik
Ibrahim menggunakan masjid dan pesantren bagi pengajaran ilmu-ilmu agama Islam,
yang pada gilirannya melahirkan tokoh-tokoh Wali Sanga. Dari situlah kemudian
Raden Rahmat atau Sunan Ampel mendirikan pesantren pertama kali di Kembang
Kuning, Surabaya pada tahun 1619 M.
Selanjutnya
ia mendirikan Pesantren Ampel Denta. Pesantren ini semakin lama semakin
terkenal dan berpengaruh luas di Jawa Timur. Pada tahap selanjutnya bermunculan
pesantren baru seperti Pesantren Sunan Giri di Gresik, Sunan Bonang di Tuban,
Sunan Drajat di Paciran, Lamongan, Raden Fatah di Demak. (Mastuki dan Ishom
El-Saha (ed.): 8). Bahkan, tercatat kemudian, murid-murid pesantren Giri sangat
berjasa dalam penyebaran Islam di Madura, Kangean, hingga Maluku.
VISI MISI PONDOK PESANTREN
Dengan menyandarkan diri kepada Allah, para kyai,memulai pendidikan pesantrenya dengan
modal niat ikhlas dakwah untuk menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana
prasarana sederhana dan terbatas. Inilah ciri pesantren,tidak tergantung
kepada sponsor dalam melaksanakan visi dan misinya.Memang sering kita jumpai
dalam jumlah kecil pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun
para kyai dan santrinya tetap mencerminkan prilaku-prilaku sederhana kesederhanaan. Akan
tetapi sebagian besar pesantren tradisional tampil dengan sarana dan prasarana
sederhana. Keterbatasan sarana dan prasarana ini, ternyata tidak menyurutkan
para kyai dan santrinya untuk melaksanakan program-program pesantren yang telah
dicanangkan. Mereka seakan sepakat bahwa pesantren adalah tempat untuk melatih
(Riyadhoh) dengan penuh keprihatinan. Releven dengan jiwa kesederhanaan diatas,
maka tujuan pendidikan pesantren adalah
menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat,
sebagai pelayan masyarakat, mandiri, bebas dan teguh dalam kepribadian,
menyebarkan agama atau menegakkan agama islam dan kejayaan umat islam
ditengah-tengah masyarakat (Izzul Islam Wal Muslimin), dan mencintai ilmu dalam
rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Setidaknya ada dua belas
prinsip yang melekat pada pendidikan pesantren yaitu :
- Teosentrik
- Ikhlas dalam pegabdian
- Kearifan
- Kesederhanaan (bukan berarti miskin)
- kolektifitas (barakatul jamaah )
- Mengatur kegiatan bersama
- Kebebasan terpimpin
TOKOH INTELEKTUAL PESANTREN
Tokoh intelektual di pesantren, yaitu serang pak Kyai
atau bisa disebut Ulama.
Mereka adalah seseorang yang memiliki awasan agama
lebih luas dan lebih baik.
Mereka dipercaya masyarakat sebagai pedoman dalam
beragama.
Oleh karena itu, Kyai memiliki peranan penting dalam
penyebaran agama Islam.
Sedangkan Tokoh Intelektual penyebaran Islam di
Kebumen, seperti halnya, Syaikh Abdul Khafi al –
hasani, yang dikenal dengan nama K.H Mahfudz
abdurrahman yang semula berasal dari Hadramaut atau
Yaman.
Beliau merupakan pendiri pondok pesantren tertua di
Kebumen, yaitu Pesantren Al – Kahfi Somalangu.Dalam
Pesantren inilah, beliau menyebarkan Ilmunya pada para
santrinya. Dan dengan seiring berjalannya waktu, banyak
orang yang memiliki ilmu agama lebih luas, khusunya
tentang agama Islam.
TERIMA KASIH
Komentar
Posting Komentar